bagian 2
REKAMAN
SECARA UTUH
Kita ikuti salah satu kebohongan mereka yang
dipancar-siarkan oleh sebuah Radio di daerah Lhokseumawe yang berhasil direkam
oleh seorang Aswaja:
“Sejauh pengamatan saya, tidak pernah disebutkan dalam
kitab-kitab yang ma’ruf, yang bahwa ada penjelasan khusus, bermula khanduri
Maulid itu sunat mu-akkad.. seperti itu… tak ada itu…Beda dengan
khanduri-khanduri laen… seperti ‘aqiqah, bermula ‘aqiqah itu sunat.. Itu
ada fasalnya dibuat dalam kitab fiqih.. lengkap dengan dalil-dalil.. seperti.. apa..
idhhiyyah, kurban, bermula kurban itu sunat mu-akkad, itu ada khusus
dibilang.. diurai bersama dengan dalil yang lengkap.. seperti walimatul ‘urs..
khenduri pesta kawen..ya.. itu ada..ada bab. Coba bapak-bapak..ibu-ibu di
seluruh..semua yang mendengar Radio ini..ada dalam kitab Fathul Mu’in atau
kitab Mahalli atau kitab apa saja..Al-Umm yang mengatakan, bermula khanduri
Maulid itu sunat.. dimana itu? Saya ingin..ingin tahu saya.. Sejauh yang
saya baca-baca tak pernah ada itu..ya..tak pernah ada itu. Maka, oleh karena
demikian..eee..khanduri Maulid ini..sama sekali tidak punya dasar daripada Al-Quran
dan Hadits dan tidak ada dalam kitab-kitab yang ma’ruf yang dikarang dalam
Mazhab Syafi’i dan berbagai bermazhab-mazhab yang lain..ngak ada itu..heuh..Yang
lain jelas sekali..yang paling kecil ada..itu ‘aqiqah itu besar sikit..potong
kambing, Udhhiyyah besar, Walimah ‘Urus besar. Yang paling kecil disebut juga,
seperti..peucicap aneuk manyak..ha..ha..ha..memberi makanan pertama
kepada bayi..itu ada dalam kitab itu dan kecil sekali urusan itu, tapi
dibilang. Kenapa dibilang? Karena ada! Kenapa Maulid gak pernah dibilang? Kalau
bapak ada dapat kitab Fathul Mu’in atau Mahalli atau Bajuri..ada bab khanduri
Moleut saya ingin baca ha..ha..ha. Maka, wahai, kaum Muslimin, mari kita
berpegang kepada sunnah..yang telah disunnatkan oleh Rasulullah dan oleh para
sahabat itulah yang kita pegang kuat-kuat. Yang tidak pernah dipikirkan oleh
mereka, dibuat oleh mereka, dikatakan oleh mereka, ini gak perlu kita
mengada-ngadakan yang lain, kita sudah cukup dengan syariat yang sudah
ditetapkan. Peganglah itu kuat-kuat, insyaAllah kita akan masuk surga,
jangan mengada-ngada, nanti kullu bid’atin dhalalatun wa kullu dhalalatin
fin..naaar. Setiap yang bid’ah adalah sesat, setiap yang sesat adalah
neraka. Inilah yang sangat kita takutkan. Semoga Allah memelihara kita dari
neraka dengan kita berpegang teguh dalam agama ini dengan sunnah Rasulullah saw
yang diikuti oleh para sahabat. Amin ya rabbal ‘alamin. Demikianlah pengajian
kita. Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh”.
bersambung............