bagian 1
الحمد
لله الذي أوضح الطريق للطالبين صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه والتابعين لهم بإحسان
إلى يوم الدين
MUQADDIMAH
Wa ba’du, maka tulisan ini dimaksudkan sebagai penyeimbang
terhadap koar-koar yang sering menusuk gendang telinga kita di berbagai media
elektronik, khususnya Radio di seputaran Kota Madya Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Telah menjadi rahasia umum, bahwa Radio di atas diprioritaskan sebagai tempat
pancaran propaganda syubhat ala Badwy Najdiy, udara Lhokseumawe dan Aceh Utara
telah terkontaminasi oleh mendung-mendung kelabu penafsiran-penafsiran ayat dan
hadits yang sangat jauh dari lembah Rasulullah saw. Di pihak Radiopun, entah
tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, mengabaikan efek jelek di tingkat akar rumput
masyarakat awam, dimana kotak-kotak semakin banyak dan membumbung tinggi,
diskusi tajam dan menjurus mengasah rivalitas ala keude kupi semakin
mengental, mujtahid-mujtahid kesiangan merajalela dimana-mana. Semua orang
mencoba bergaya Abu Hanifah atau Imam Syafi’i dengan modal isi dengkul,
Al-Quran dan Bulughul Maram Terjemahan. Semangat regilius yang terpompa begitu
menyesakkan dada, tapi sayang ibarat memberi pisau tajam kepada bocah-bocah
umur tiga tahunan, menyayat apa saja di sekelilingnya, termasuk menyayat-nyayat
jantung kalbu ulama-ulama yang sudah lama berkiprah dan berjasa kepada Islam di
Aceh selama ini. Sekonyong-konyong semuanya hangus terbakar oleh api
kesombongan Riyal dan Sekte Najdiy.
Dengan usia belajar semusim kemarau, umumnya berusaha meraih
dua huruf besar-kecil saja: Lc, tampil meng’gok-gok’ podium persis
seperti pahlawan kesorean. Seolah-olah ke padang pasir bersimpuh di pangkuan
Nabi saw, menulis Al-Quran dan Hadits dari pelepah kurma, mengekor beliau ke
kandang-kandang unta, menyaksikan wahyu mendarat menyambangi Nabi saw. Semuanya
serba pasti dari sang Shahibusy Syari’ah, tidak boleh menyalahi seujung
jaripun. Dan, ibarat menjaja obat di kakilima depan apotik, menjelek-jelekkan
obat di estalase apotik, agar manisan kurma basinya bisa terjual habis dalam
sekejap dengan slogan: inilah obat paling mujarab! Ini dari Arab langsung! Saya
ambil dari tangan Nabi saw! Khasiat menyembuhkannya luar biasa! Selain ini
syirik! Bid’ah! Kafir!
Dalam semangat regilius yang ‘mempesona’ layaknya
keturunan Arab asli, mereka meyakini kebenaran hanya ada di mulut mereka saja,
sehingga kePDan mereka kadang-kadang ‘leupah dah’ dan api membesar
berupaya membakar tembok-tembok kokoh produk sepanjang masa. Istilahnya, ‘pok
beuton’. Karena itulah segala daya upaya dan jurus mereka terapkan demi
tercapainya misi dan isme mereka, termasuk cara licik dan picik. Diantaranya,
menciptakan imej orang lain salah dan dia benar. Ulama-ulama selama ini
berdusta dan dia sangat jujur.
bersambung.........