PARA TAMU YANG MULIA, SELAMAT BERKUNJUNG اهلا و سهلا مرحبا بكم جميعا

DISINI, KITA (MUSLIMIN SEJATI) BERBAGI INFORMASI ISLAMI UNTUK KEJAYAAN ISLAM SEJATI



DI TEPI PANTAI ATLANTIK

Rabu, 08 Februari 2012

MEMBONGKAR KEBOHONGAN SEORANG WAHABI

 bagian ke-8
MENABUR RACUN
Coba bayangkan, seluruh masyarakat Aceh meyakini mazhab Syafi’i dalam tatacara beribadah, baik hukum yang sharih atau hasil istimbath oleh Asy-Sysfi’iyyah dari kaidah-kaidah beliau  dan mazhab Abu Hasan Al-Asy’ary dalam beri’tiqad, tiba-tiba ada suara Radio dari orang tak bertanggungjawab ‘meupep-pep’ tentang tidak ada Maulid dalam mazhab Syafi’i, bahkan seluruh mazhab mu’tabar lainnya, bagaimanakah suasana di tingkat orang awam, di keude kupi, di pos jaga dan tempat-tempat diskusi ala masyarakat lainnya? Penulis sangat yakin, bahwa da’i Radio itu bukan seorang penganut mazhab yang dianut oleh seluruh masyarakat Aceh. Karena, pertama, dia tidak mengetahui kitab-kitab yang dikarang dalam mazhab Syafi’i yang membahas perkara Maulid. Atau pura-pura tidak tahu untuk mengelabui orang-oang awam? Kemungkinan ini sangatlah tepat dan mendekati kebenaran mengingat background (latar belakang) pendidikannya yang pernah malang-melintang sangat lama di berbagai dayah di Aceh. Sulit dan rada-rada mustahil mengatakan dia tidak tahu ada kitab yang mengulas tentang Maulid. Maka, kemungkinan berdustalah yang sedang dia mainkan saat ini.
Kedua, pendapatnya yang tidak popular di mata masyarakat dan ulama-ulama Aceh menunjukkan dia tidak sejalan dengan jalan yang lalui oleh ulama-ulama mu’tabar. Dia telah menempuh jalan kiri yang berliku penuh duri pelepah kurma Su’udiyyah dengan tebaran bunga-bunga Riyal di sepanjang perjalanannya. Satu-satunya orang yang berlebel Islam yang mendamprat, membid’ah, menerakakan dan sangat membenci perayaan Maulid adalah Sekte Wahhabiyyah. Lalu apa motivasinya menjajakan kebencian Sektenya akan Maulid kepada orang-orang Syafi’iyyah yang boleh dan sangat mencintai Maulid? Kemungkinan apa yang bisa diprediksi ketika ada orang membuat keonaran di tengah pesta orang lain? Atau apa arti meneteskan racun yang sangat mematikan dalam sebuah baskom gulai daging kambing milik orang lain? Tidak ada kemungkinan atau arti lain selain ingin menciptakan kekacauan dan kebinasaan!
Apakah penda’i Radio itu sedang melakukan ini semua?
Ditengah hiruk-pikuk keramaian perayaan Maulid dan alunan syahdu shalawat mengenang kisah perjuangan Rasulullah saw, penda’i tampil menentang arus dan membalikkan fakta sebagaimana akan terungkap nanti, bijaksanakah mengambil sikap seperti itu? Apa yang dipikirkannya, sehingga dia merasa sangat berkepentingan untuk merusak perayaan orang lain? Apakah karena menurut dia Maulid tidak memiliki dalil sebagaimana Udhhiyyah dan Walimatul ‘Urs, seperti ungkapannya:
“lengkap dengan dalil-dalil”
 bersambung..................