PARA TAMU YANG MULIA, SELAMAT BERKUNJUNG اهلا و سهلا مرحبا بكم جميعا

DISINI, KITA (MUSLIMIN SEJATI) BERBAGI INFORMASI ISLAMI UNTUK KEJAYAAN ISLAM SEJATI



DI TEPI PANTAI ATLANTIK

Rabu, 08 Februari 2012

MEMBONGKAR KEBOHONGAN SEORANG WAHABI

 bagian ke-19
‘KULLU’ TIDAK SELAMANYA BERMAKNA ‘SETIAP’
(Membaca nukilan kata-kata Syafi’i dan Syafi’iyyah di atas menggelora pertanyaan dalam dada: mengapa mereka membagi bid’ah menjadi dua atau bahkan menjadi lima? Tidak seperti pemahaman Sekte Wahhabiyyah, bid’ah hanya satu: sesat! Mengapa? Kita meyakini salah satu jawaban mereka adalah karena hadits yang meluncur dari lisan Nabi saw bukan hanya satu, bukan hanya hadits: “Setiap yang bid’ah adalah sesat, setiap yang sesat adalah neraka”. Rasul saw bukanlah seorang yang berkepribadian sangat pendiam sekali, sehingga sabdanya hanya satu belaka. Tidak! Lihatlah berapa hadits dalam sahih Bukhari, sahih Muslem dan kitab-kitab lainnya. Ratusan! Ratusan ribu! Bahkan jutaan!
Setelah nyata bahwa sabda begitu melimpah, memahaminyapun merupakan suatu keniscayaan dalam satu kesatuan syari’at. Semua ayat dan sabda adalah serangkaian Islam yang tak terpisahkan. Mengesampingkan sebagiannya dan memungut sebagian yang sesuai dengan misi pribadi dan sekte kita itu merupakan suatu bentuk pengkhianatan terhadap Islam, dan itulah fitnah Islam yang paling besar.
Seandainya benar hadits hanya sebutir atau seandainya benar cara memaknai hadits bid’ah di atas tidak melirik dan tidak membutuhkan kepada nash-nash lainnya, sungguh Imam Syafi’i dan Syafi’iyyah tidak akan mengklasifikasikan bid’ah kepada dua dan lima. Mereka akan mengedepankan dan menomorsatukan kemauan nash sebagai satu rangkaian agama, karena mereka diketahui mempunyai keagungan jiwa yang bersih dari misi-misi selain misi ilahi, bukan aliran Riyal dan empuknya posisi yang mereka perjuangkan. Ini semua terbukti dari sirah hidup mereka yang jauh dari berkecukupan dan nihil dari kedudukan.
 bersambung..............